Minggu, 23 November 2008

Senam Nusantara di Dapil 6

Reporter: Cak Har

Senam Nusantara. Inilah produk Dora (Departemen Olah Raga) DPP PKS. Produk 'lama' tapi baru beberapa bulan ini diperkenalkan secara massal. Paling tidak di Cikarang ini. Produk ini telah dilaunching tahun 2006. Entah kenapa sempat mengendap 2 tahun baru beredar. Sosialisai memang perlu waktu yang tepat.

Di Dapil ini di Kabupaten Bekasi kegiatan ini telah dilaksanakan secara rutin sebulan ini. Pesertanya makin banyak saja, Alhamdulillah. Tampak para Ustadz, para pengurus DPC, DPRa, dan para kader lainnya. Bukan hanya para kader PKS, tapi juga masyarakat yang lewat pun ikut 'gatel' ingin mencicipi Senam Nusantara ini. Tentu saja inilah tujuan senam ini didisain. Jangan cuma kader saja yang sehat jasmaninya, tapi juga masyarakat umum dipermonggo...

Memang ini layak disebut Senam Nusantara. Lagu-lagu pengiring senam lengkap dari seluruh penjuru Indonesia. Rasa-rasanya gak ada lagu daerah yang terlewat. Dari Sabang sampai Merauke ada. Dari Aceh sampai Papua kita dengar. Kalau toh ada daerah tertentu yang belum disisipkan lagunya, mohon maklum. Karena dengan lagu-lagu yang ada saja, para peserta senam sudah loyo dibuatnya. Capek, man!.....

Ya, capek, bagi yang baru sekali nyoba ikutan. Kalau rutin dilakukan sepekan sekali, tentu jadi terbiasa. Lalu, pasti ada yang bilang.... more, more!

Kayak apa sih senamnya....
Senamnya sih biasa, tapi semangatnya itu yang luar biasa. Belum lagi filosofi mengusung lagu-lagu daerah di dalamnya.... Wow, lagi-lagi membuat kita bangga: Ternyata bahwa nasionalis itu bukan hanya milik partai yang emoh berasaskan Islam.

Simak cuplikannya, dengan klik http://pks-dpc-citi.blogspot.com/2008/10/senam-yuukk.html

Kalau penasaran, datang setiap Ahad jam 06.00 pagi, di bunderan golf di Cikarang Baru, Kota Jababeka.

Dan yel-yelnya itu lho...... yang bikin jelas bahwa senam ini memang milik PKS. Lalu kalau dilihat beragamnya pesertanya, insya Allah ini pertanda baik. Bahwa PKS memang milik rakyat Indonesia.
P.... K..... S.... Yes!!

Ayo, sehatkan rohani. Ayo sehatkan jasmani.
Jangan mau disindir sama poster di bawah ini:

Jumat, 21 November 2008

PKS: the political party of the year

Oleh: Choirul Asyhar

PKS learns to Rock. Demikian judul sebuah tulisan di detiknews.com.
http://www.detiknews.com/read/2008/11/20/095023/1040029/10/pks-learns-to-rock

Ini tentu pelesetan dari judul grup musik Michael Learn to Rock. Isi tulisan itu kurang lebih mengomentari Acara Silaturahim dan Dialog Antar Keluarga Pahlawan Nasional yang diadakan PKS di Jakarta, Rabu (19/11/2008), yang salah satu menampilkan musik rock dari grup musik Cokelat.

Bagi saya memang cerdas PKS ini. Selalu membuat berita. News maker. Kalau gak bikin orang kaget, gak bakalan jadi berita. Sepanjang tidak menyalahi pokok-pokok ajaran Islam, it's OK.

Itulah PKS, apa yang dilakukan selalu jadi berita.
Iklannya, statemennya, sampai selera musiknya.

Iklan 30 detik, gaungnya sampai berminggu-minggu. Bayar 1-2 milyar, katanya, untuk 3 hari iklan numpang lewat itu. Akhirnya malah dapat waktu gratis berjam-jam di berbagai stasiun TV untuk menjelaskan apa siapa PKS.

Ketika PKS selalu menampilkan nasyid dalam acara-acaranya, PKS dituduh eksklusif. Gak mau pakai grup musik lain. Lalu ketika menampilkan rock, PKS jadi berita pula.

Ketika PKS meneriakkan takbir dalam setiap orasi-orasinya, PKS dituduh ekstrim. Garang dan selalu menggelorakan perang. Lalu ketika ada yang meneriakkan 'Merdeka' setelah salam. Dituduh nasionalis, padahal orang-orang PKS memang nasionalis sejati. Buktinya selalu berjuang untuk keutuhan NKRI, dan anti separatisme.

Kini, ketika partai-partai lain rame-rame mengusung selebritis untuk menjadi calegnya, maka PKS tidak ikut-ikutan.... Karena PKS itulah selebritinya. Semua tindak-tanduknya jadi berita. Dan nampaknya media menikmatinya... karena rating acara maupun berita dengan key word "PKS" selalu laris manis dikunjungi penonton dan pembaca dan tak kalah pentingnya .... banyak pemasang iklan.

PKS memang pantas mendapatkan award "the political party of the year".

Allahu Akbar. Merdeka!!... Jreng...!

Rabu, 12 November 2008

Thomas Alfa Edison dan PKS

Judul asli: Ada Apa di Balik Guremnya PKS


Sejak pemilu 1999, 2004 dan hingga kini 2008, berbagai kalangan media massa, masyarakat luas, bahkan pengamat dari negara asing sudah tahu kalau Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu partai gurem, alias perolehan suaranya tidak pernah melebihi 8%. Tidak ada istimewa dan aneh mengenai status guremnya si bulan kembar pengapit padi itu. Bukan barang baru, biasa saja.

Namun, masyarakat luas semakin cerdas dan tidak terkecoh dengan angka kecil, sebagaimana kecilnya partai bernomor 8 itu. Sebab tidak semua yang berjumlah, berbobot, berukuran atau bernilai angka kecil itu bermakna tidak ada artinya atau tidak ada perannya.

Dengan membaca sejarah orang paham bahwa suatu bangsa, peradaban bahkan wajah dunia seringkali diubah oleh pergerakan yang dirintis oleh satu orang saja, atau segelintir golongan minoritas alias berjumlah kecil.

Contohnya adalah si raja penemu asal AS, Thomas Alva Edison, yang di dunia ini hanya berjumlah satu di antara bermiliar-miliar manusia. Dalam persen, jumlah sosok Thomas Alva Edison ini dibandingkan seluruh miliaran penduduk dunia adalah kurang lebih 0,0000000001%, yakni nyaris “nol” alias tidak ada. Jumlah ini terlampau jauh lebih kecil daripada perolehan suara PKS di pemilu 2004 (sekitar 7%).

Lalu kenapa media massa seolah hingar-bingar meliput kiprah partai bulan-padi bernomor 8 ini? Padahal PKS partai kecil, gurem, beranggota sedikit, tidak punya kekuatan, tukang koar-koar. Fenomena PKS itu bisa dipahami dengan logika sebagaimana kasus Thomas Alva Edison, sang pendiri perusahaan raksasa General Electric.

Edison, yang hanya satu orang di antara miliaran manusia, memiliki tak kurang dari 1.097 temuan yang telah dipatenkan. Dua di antaranya adalah bola lampu listrik dan sistem pendistribusian listrik, yang benar-benar telah mengubah wajah dunia, dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Edison menjadi buah bibir warga seluruh dunia bukan karena jumlah sosoknya yang hanya sekitar 0,0000000001%, tapi karena prestasi luar biasanya yang berdampak dahsyat dan bermanfaat besar buat orang sejagat.

Abu Awlaadih, onenosed@googlemail.com
http://inilah.com/berita/citizen-journalism/2008/11/10/60782/ada-apa-di-balik-guremnya-pks/

Serba 8, Pawai Antar Caleg ke KPUD Bekasi

Reporter: Tatang Sumarna, DPRa Tanjung Baru

Ada yang menarik setiap PKS melakukan kegiatan. Selalu membuat simpati masyarakat dan menarik perhatian.

Ketika daftar ke KPUD Calon anggota legislatif dari PKS mengadakan pawai menuju KPUD Kabupaten Bekasi, dengan formasi mulai dari delapan sepeda motor, delapan becak dan delapan andong. Seolah telah disiapkan dengan matang sampai hal terkecil pun telah di siapkan. Bagi masyarakat sekitar KPUD Kabupaten Bekasi ini merupakan sesuatu yang positif karena sebelum nya tidak ada partai lain yang mengadakan hal tersebut. Ini menandakan PKS siap dengan hal yang terkecil yang mungkin tidak difikirkan partai lain.

Apa komentar seorang yang menyaksikan acara ini?
“Wah PKS emang niat (serius) mau ikut pemilu. Di saat partai lain kebingungan nyari caleg, dia udah kefikir pakai pawai segala buat nganterin calegnya “.

Heboh Iklan Hari Pahlawan

Durasinya cuma 31 detik. Karena biaya tayang di TV pasti mahal, maka iklan sengaja dibuat singkat tapi padat informasi. Selain itu harus eye catching. Menarik perhatian orang.
Maka perlu kecerdasan dan kreatifitas untuk membuat iklan yang singkat dan kena.

Durasinya cuma 31 detik, tapi gaungnya berjam-jam. Bahkan berhari-hari. Bahkan bermilis-milis ramai membicarakannya. Iklan gratis pun beredar dimana-mana.

Yang kreatif memang selalu leading.
Yang reaktif bakal bleeding.

Bravo PKS!
Ijtihad politik ini, insya Allah selalu mendapat petunjuk-Nya. Amiin.

Inilah iklan yang heboh itu:

Sabtu, 08 November 2008

As-Sibaq (Berpacu)

Dalam semangat perpacuan itu, semua tantangan yang mereka temui hanya berfungsi melahirkan bakat-bakat baru, kecerdasan-kecerdasan baru, kehendak-kehendak baru.
----------------
Hidup adalah masa karya. Setiap kita diberi rentang waktu, yang kemudian kita sebut umur, untuk berkarya. Harga hidup kita, di mata kebenaran, ditentukan oleh kualitas karya kita. Maka sesungguhnya waktu yang berhak diklaim sebagai umur kita adalah sebatas waktu yang kita isi dengan karya dan amal. Selain itu, ia bukan milikmu.

Itulah undang-undang kebenaran tentang hakikat waktu. Kita bukan waktu yang kita miliki. Tapi kita adalah amal yang kita lakukan.

Dalam relung hakikat itulah Allah SWT menurunkan titahNya untuk ‘berpacu’ dan ‘berlomba’ dalam medan kehidupan (as-Sibaq). Hidup ini adalah jalan panjang yang harus kita lalui. Tak satupun diantara peserta kehidupan itu yang diberitahu dimana dan kapan ia harus berhenti. Sebab tempat perhentian pertama yang engkau tempati berhenti adalah ajalmu. Akhir masa karyamu.

Begitulah para sahabat dan semua manusia muslim yang agung dan besar yang pernah hadir di pelataran sejarah, memahami makna waktu dan hidup, serta melaluinya dengan semangat perpacuan yang tak pernah dapat digoda oleh kelelahan.

Apa yang mereka pakai adalah kendaraan jiwa yang seluruh muatannya adalah makna hidup itu sendiri, serta kehendak yang telah terwarnai oleh makna itu. Tak ada ruang kosong dalam kendaraan jiwa mereka yang tak terisi oleh kehendak dan azimah.

Perjuangan, bagi manusia-manusia agung itu, adalah sebuah instink yang sama kuatnya dengan instink lain dalam diri mereka. Sebab, kata sastrawan Mesir, Musthofa Shodiq Ar-Rofi’i, “Rupanya perjuangan itu mempunyai instink yang sanggup mengubah seluruh kehidupan ini menjadi kemenangan. Sebab setiap anak pikiran yang hinggap disitu, selalu langsung menjelma jadi pembunuh-pembunuh kekalahan”.

Mengeluh, dalam instink perjuangan mereka, hanyalah sepoi yang hendak merayu benteng obsesi mereka. Kelelahan, dalam tradisi keagungan mereka, bagai sebatang lilin yang ingin menghisap gelombang. Semua yang ada di permukaan bumi ini adalah tanah tempat kaki kebesarannya mengayuh derap langkah melewati hari-hari.

Dalam semangat perpacuan itu, semua tantangan yang mereka temui hanya berfungsi melahirkan bakat-bakat baru, kecerdasan-kecerdasan baru, kehendak-kehendak baru.

Inilah rahasia besar yang menyingkap tabir kebesaran sahabat, tabi’in serta ulama, zu’ama dan mujahidin besar yang pernah menggoreskan tinta emas dalam sejarah Islam kita. Banyak diantara mereka yang syahid dalam usia yang teramat muda. Imam al-Ghazali meninggal dalam usia 45 tahun, Umar bin Abdul Azis dalam usia 39 tahun, dan Hasan al Banna dalam usia 41 tahun. Tapi ‘usia’ mereka bagai memanjang mengikuti rentang panjang keabadian.

“Sebab ketika jiwa itu kosong, pikirannya akan lebih kosong. Ia akan terus mencari semua yang akan membuatnya lupa pada sang jiwa. Sedang manusia agung itu, hidup penuh sepenuh jiwanya,” kata Musthofa Shodiq Ar-Rofi’i.
--------------
sumber: inthilaq

Senin, 03 November 2008

NU-Muhammadiyah Tak Perlu Takut Iklan PKS



Jakarta - Kehadiran tokoh NU dan Muhammadiyah dalam PKS dinilai tidak perlu ditakuti oleh kedua ormas Islam tersebut. Apalagi sampai merasa terancam bakal tertarik masuk PKS pada Pemilu 2009.

"NU atau Muhammadiyah tidak perlu takut pengikutnya beralih ke PKS. Karena apa? Karena hak setiap orang untuk ikut suatu kelompok tertentu," kata pengamat politik Bima Arya saat dihubungi INILAH.COM, Jakarta, Sabtu (1/11).

Bima menyatakan, masyarakat saat ini sudah cukup cerdas untuk memilih kelompok atau partai mana yang akan dipilih. "Artinya mereka tida perlu risau akan ditinggal pengikutnya," ujarnya.

Menurut Bima lagi, iklan PKS tidak perlu diperdebatkan, karena momentum dari hari kebangkitan sumpah pemuda sudah lewat, dan iklannya sendiri juga tidak akan diperpanjang lagi.

"PKS tidak perlu meminta maaf. Alasannya kedua tokoh tersebut adalah milik bersama bangsa Indonesia, dan bukan hanya milik satu kelompok. Walau pun benar pada kenyataanya KH Hasyim Asy'ari adalah pendiri NU. Namun hal itu bukan menjadi sebuah patokan KH Hasyim Asy'ari hanya milik NU semata. Hanya saja langkah yang seharusnya di ambil saat ini adalah mereka melakukan komunikasi agar masalah yang ada tidak berlarut-larut," papar Bima.[ddd/ana]
----------
sumber: inilah.com

Sabtu, 01 November 2008

Sang Murabbi - By Izzis




Ribuan langkah kau tapaki
pelosok negeri kau sambangi
Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu

Terik matahari tak surutkan langkahmu
Deru hujan badai tak runtuhkan azammu
Raga kan terluka tak jerihkan nyalimu
Fatamorgana dunia tak silaukan pandangmu

Semua makhluk bertasbih
Panjatkan ampun bagimu
Semua makhluk berdoa
Limpahkan rahmat atasmu

Ribuan langkah kau tapaki
pelosok negeri kau sambangi
Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu

Terik matahari tak surutkan langkahmu
Deru hujan badai tak runtuhkan azammu
Raga kan terluka tak jerihkan nyalimu
Fatamorgana dunia tak silaukan pandangmu

Duhai Pewaris nabi
duka fana' tak berarti
Surga kekal nan abadi
Balasan ikhlas di hati