Sabtu, 27 Desember 2008

Caleg PKS Paling Miskin

Oleh Choirul Asyhar

Pemilu 2009 bagai ajang promosi diri para caleg. Bukan promosi partai. Di mana-mana terpampang foto-foto caleg plus janji-janjinya. Gambar dan nomor urut caleg lebih besar daripada logo dan nomor partai. Setiap pertigaan atau perempatan ada spanduk atau baliho caleg. Di setiap pohon tak ada yang bersih dari pamflet caleg. Juga tiang listrik dan tembok-tembok di tempat umum. 'Dikotori' oleh stiker dan pamflet. Belum yang setiap saat lagu dan jargonnya ditayangkan di radio.

Dari wajah-wajah yang tampil di jalanan itu, tidak sedikit yang masih punya hubungan kekerabatan. Tapi muncul dengan latar belakang bendera partai yang berbeda. Di dusun-dusun suasana perpecahan pemihakan warga seperti saat suasana pilkades.

Entah berapa milyar atau trilyun belanja kampanye dari beberapa bulan yang lalu sampai masa tenang akhir Maret 2009 nanti. Selain itu masyarakat pasti banyak yang bingung. Salah satunya komentar warga yang didatangi team direct selling PKS, "Udahlah Mas, satu aja stikernya. Kasih tahu aja saya, mana yang harus saya coblos. Bingung saya...!"

Ngomong-ngomong belanja kampanye, yang paling banyak uangnyalah yang banyak memasang gambar wajahnya di berbagai tempat itu. Wajar saja, bahkan untuk maju sebagai caleg pun dia pasti sudah berhitung dulu, berapa tebal kantongnya dan berapa luas sawahnya yang bakal digadaikan.

Mungkin hanya PKS partai yang mencalonkan kadernya tanpa melihat kemampuan kantong kader tersebut terlebih dahulu. Karena pencalonan lebih banyak berdasarkan kemampuan kader tersebut, loyalitas dan kekuatan moralnya, sehingga nanti jika terpilih dapat menjadi wakil rakyat yang amanah, bersih, peduli dan profesional.

Masalah sosialisai diserahkan kepada konstituen yang bisa memobilisasi dana untuk kampanye sang kader yang dicalegkan itu. Seorang Ustadz di Cikarang salah satu contoh caleg tersebut. Dia pernah bilang, "saya caleg paling 'kere', sehingga sampai saat ini belum ada sosialisasi gambar saya."

Mendengar pengakuan ini, para jamaahnya bertekad mengumpulkan dana. Salah satunya, satu halaqah telah bertekad akan mencetak seribu kalender yang bergambar sang Ustadz. Jika tidak demikian, entah bagaimana pencalegannya dapat tersosialisasi.

Selain itu, kini mulai terpampang di banyak perempatan baliho-baliho yang bergambar kesepuluh caleg PKS di sebuah dapil. Di baliho itulah mulai muncul gambar sang Ustadz dengan senyumnya yang khas itu.

Memang dalam etika Islam ada 'larangan' untuk minta dipilih. Maka saya berdoa, kondisi ini akan mengantarkan sang Ustadz pada kebaikan kedudukan di sisi Allah, baik di dunia maupun di akhirat. Amiin.

Cikarang Baru, 29 Dzulhijjah 1429

Rabu, 10 Desember 2008

Tebar Qurban di Cikarang Timur



Idul Adha tahun 1429H ini benar-benar berkesan bagi para kader dakwah di Cikarang Timur. Dan insya Allah juga bagi masyarakatnya.

Sebenarnya di tahun-tahun sebelumnya juga ada tebar qurban di seluruh desa di Cikarang Timur bahkan di Kabupaten Bekasi. Akan tetapi hewan qurban dikumpulkan dulu dari para kader dan simpatisan oleh DPD Kabupaten Bekasi. Lalu disistribusikan ke setiap DPRa. Setiap DPRa hanya pasif menerima hewan qurban 1-2 ekor kambing dari DPD.

Kini, 10 Dzulhijjah 1429H yang bertepatan 8 Desember 2009, melalui desentralisasi, masing-masing DPRa mengumpulkan hewan qurban jauh lebih banyak. Dengan bantuan Tim Pemenangan Pemilu tingkat Desa, setiap DPRa mengumpulkan dan mendistribusikan hewan qurban minimal 4 ekor kambing, seperti yang dilakukan oleh DPRa Sertajaya. DPRa Karangsari mendistribusikan 5 ekor kambing. DPRa Labansari seekor sapi dan dua ekor kambing. Rekor terbanyak adalah Desa Tanjung Baru, dengan menyembelih 2 ekor sapi plus 2 ekor kambing.

Alhamdulillah, ternyata kebijakan desentralisasi telah dicerna dengan baik oleh DPRa. Dan antusiasme menebar kebaikan ini sangat membanggakan. Ini menunjukkan kesiapan seluruh kader dalam menyebarkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitarnya. Meskipun dengan segala kekurangan dan keterbatasannya.

Dari Tanjung Baru dilaporkan oleh Ketua DPRa Akhi Tatang Sumarna, bahwa setiap tahun PKS tidak absen membagikan daging qurban. Sehingga ada sebagian anggota masyarakat yang menganggap bahwa semua qurban yang dilakukan oleh masjid-masjid di Tanjung Baru adalah dari PKS. Tentu ini harus diluruskan karena kebaikan itu bukan monopoli kader PKS saja. Semua anak bangsa boleh bahkan diajak serta untuk berbagi kebaikan. Kalau toh PKS menyelenggarakan kegiatan qurban lebih banyak dan semarak ini adalah dalam rangka berlomba-lomba dalam kebaikan.

Insya Allah tahun depan semakin banyak hewan qurban yang dikumpulkan dan distribusikan. Fastabiqul Khoirot!


Sabtu, 06 Desember 2008

Merasa Berjasa

Tahun 2009 bakal ada hajat besar bangsa Indonesia. Pemilu legeslatif dan pemilihan presiden. Tahun ini pemilu legeslatif akan diikuti 44 partai politik lama dan baru. Setiap parpol akan menempatkan calon anggota dewan-nya masing-masing. Partai lama tidak akan kesulitan menempatkan calegnya, karena mereka sudah memiliki kader masing-masing. Bagaimana dengan parpol baru? Sulitkah menetapkan calegnya?

Ternyata tidak juga.
Suasananya jagad perpolitikan Indonesia mirip pasar.
Ada supply dan demand. Atau persisnya mirip pasar tenaga kerja. Ada banyak supply tenaga kerja nganggur dan kurangnya perusahaan yang menyerapnya. Sebelum sistem multipartai, banyak orang yang merasa pantas jadi caleg, gagal menjadi anggota dewan karena tidak kebagian parpol. Karena parpol sebagai kendaraan politik sudah penuh ’penumpang’ kader-kader terbaiknya, maka mereka tertolak atau kalah bersaing. Kini ’lapangan pekerjaan’ bagi para caleg terbuka lebih lebar. Mereka bisa melamar untuk jadi caleg di parpol-parpol baru itu. Bahkan tak sedikit parpol baru yang melamar mereka.

Singkat cerita ke 44 parpol semua kebagian caleg, bagaimanapun caranya. Dan orang yang bermimpi jadi caleg-pun tersalur keinginannya. Dan ternyata orang yang pengen jadi caleg itu sangat banyak di negeri ini. Alhamdulillah, berarti masih banyak orang yang beritikat baik memperbaiki negeri ini.

Di desa Labansari, Kecamatan Cikarang Timur ada cerita yang pas tentang ini. Seorang simpatisan PKS yang sejak awal partai ini berkiprah, demikian cintanya dengan partai ini. Aktivitasnya mendukung kegiatan partai patut diacungi jempol. Tapi tiba-tiba dia membuat saya tersentak. Ketika suatu malam saya dan teman-teman DPC sedang melakukan jaulah ke desa ini. Ada banner caleg tergantung di sebuah pohon. Terpampang nama dan fotonya. Saya kenal persis wajah dan namanya itu. Karena itu saya kaget. Kok bisa tiba-tiba namanya bertengger di situ di bawah bendera sebuah partai baru.

Seorang aktifis yang kenal dengan nama itu menjelaskan. Bahwa sebelum pendaftaran caleg, dia telah menemui seorang tokoh PKS. Dan minta dirinya dicalonkan menjadi caleg PKS. Ini tentu terjadi karena dia tidak memahami bagaimana mekanisme pencalegkan di PKS.

Wal hasil si nama ini tidak puas. Karena merasa jasanya besar bagi PKS di desanya, maka kegagalannya melamar jadi caleg PKS mengantarkan dia melamar ke partai lain yang baru mau akan ikut pemilu tahun 2009 ini. Ambisinya menjadi seorang anggota dewan lebih besar daripada keikhlasannya menjalani aktivis da’wah. ’Ketokohannya’ di desanya memuluskan perjalanannya sebagai caleg di partai baru itu.

Ketika saya bertamu di rumah seorang tokoh yang lain, HP-nya berdering. Ternyata sebuah panggilan masuk. Rupanya dari sang caleg. Isinya tentang kondisinya yang makin kekurangan modal untuk membiayai kampanye dirinya. Tak lama kemudia SMS masuk. Isinya kurang lebih sama. Kabarnya malah dia mau menjual sawahnya. Padahal perjalanannya menuju April 2009 masih jauh. Sang caleg sudah ngos-ngosan mendukung dirinya sendiri. Itupun belum tentu memenangkan pertarungan berat ini.

Ya, perasaan berjasa membuat dia kecewa dengan kegagalannya mencalegkan dirinya. Itu intinya. Saya teringat sebuah ayat di dalam Al Quran:

Mereka merasa berjasa dengan keislaman mereka, katakanlah : janganlah
kalian merasa berjasa dengan keislaman kalian, karena Allah-lah yang telah
berjasa kepada kalian karena telah menunjukkan kalian kepada jalan-jalan
keimanan jika kalian adalah orang-orang yang benar
." (QS Al-Hujurat, 49:17)

Semoga kisah ini menjadi cermin bagi kita. Agar meluruskan niat. Bahwa perjuangan kita hanya untuk menegakkan kalimat Allah.

Cikarang Baru, 6 Desember 2009

Minggu, 23 November 2008

Senam Nusantara di Dapil 6

Reporter: Cak Har

Senam Nusantara. Inilah produk Dora (Departemen Olah Raga) DPP PKS. Produk 'lama' tapi baru beberapa bulan ini diperkenalkan secara massal. Paling tidak di Cikarang ini. Produk ini telah dilaunching tahun 2006. Entah kenapa sempat mengendap 2 tahun baru beredar. Sosialisai memang perlu waktu yang tepat.

Di Dapil ini di Kabupaten Bekasi kegiatan ini telah dilaksanakan secara rutin sebulan ini. Pesertanya makin banyak saja, Alhamdulillah. Tampak para Ustadz, para pengurus DPC, DPRa, dan para kader lainnya. Bukan hanya para kader PKS, tapi juga masyarakat yang lewat pun ikut 'gatel' ingin mencicipi Senam Nusantara ini. Tentu saja inilah tujuan senam ini didisain. Jangan cuma kader saja yang sehat jasmaninya, tapi juga masyarakat umum dipermonggo...

Memang ini layak disebut Senam Nusantara. Lagu-lagu pengiring senam lengkap dari seluruh penjuru Indonesia. Rasa-rasanya gak ada lagu daerah yang terlewat. Dari Sabang sampai Merauke ada. Dari Aceh sampai Papua kita dengar. Kalau toh ada daerah tertentu yang belum disisipkan lagunya, mohon maklum. Karena dengan lagu-lagu yang ada saja, para peserta senam sudah loyo dibuatnya. Capek, man!.....

Ya, capek, bagi yang baru sekali nyoba ikutan. Kalau rutin dilakukan sepekan sekali, tentu jadi terbiasa. Lalu, pasti ada yang bilang.... more, more!

Kayak apa sih senamnya....
Senamnya sih biasa, tapi semangatnya itu yang luar biasa. Belum lagi filosofi mengusung lagu-lagu daerah di dalamnya.... Wow, lagi-lagi membuat kita bangga: Ternyata bahwa nasionalis itu bukan hanya milik partai yang emoh berasaskan Islam.

Simak cuplikannya, dengan klik http://pks-dpc-citi.blogspot.com/2008/10/senam-yuukk.html

Kalau penasaran, datang setiap Ahad jam 06.00 pagi, di bunderan golf di Cikarang Baru, Kota Jababeka.

Dan yel-yelnya itu lho...... yang bikin jelas bahwa senam ini memang milik PKS. Lalu kalau dilihat beragamnya pesertanya, insya Allah ini pertanda baik. Bahwa PKS memang milik rakyat Indonesia.
P.... K..... S.... Yes!!

Ayo, sehatkan rohani. Ayo sehatkan jasmani.
Jangan mau disindir sama poster di bawah ini:

Jumat, 21 November 2008

PKS: the political party of the year

Oleh: Choirul Asyhar

PKS learns to Rock. Demikian judul sebuah tulisan di detiknews.com.
http://www.detiknews.com/read/2008/11/20/095023/1040029/10/pks-learns-to-rock

Ini tentu pelesetan dari judul grup musik Michael Learn to Rock. Isi tulisan itu kurang lebih mengomentari Acara Silaturahim dan Dialog Antar Keluarga Pahlawan Nasional yang diadakan PKS di Jakarta, Rabu (19/11/2008), yang salah satu menampilkan musik rock dari grup musik Cokelat.

Bagi saya memang cerdas PKS ini. Selalu membuat berita. News maker. Kalau gak bikin orang kaget, gak bakalan jadi berita. Sepanjang tidak menyalahi pokok-pokok ajaran Islam, it's OK.

Itulah PKS, apa yang dilakukan selalu jadi berita.
Iklannya, statemennya, sampai selera musiknya.

Iklan 30 detik, gaungnya sampai berminggu-minggu. Bayar 1-2 milyar, katanya, untuk 3 hari iklan numpang lewat itu. Akhirnya malah dapat waktu gratis berjam-jam di berbagai stasiun TV untuk menjelaskan apa siapa PKS.

Ketika PKS selalu menampilkan nasyid dalam acara-acaranya, PKS dituduh eksklusif. Gak mau pakai grup musik lain. Lalu ketika menampilkan rock, PKS jadi berita pula.

Ketika PKS meneriakkan takbir dalam setiap orasi-orasinya, PKS dituduh ekstrim. Garang dan selalu menggelorakan perang. Lalu ketika ada yang meneriakkan 'Merdeka' setelah salam. Dituduh nasionalis, padahal orang-orang PKS memang nasionalis sejati. Buktinya selalu berjuang untuk keutuhan NKRI, dan anti separatisme.

Kini, ketika partai-partai lain rame-rame mengusung selebritis untuk menjadi calegnya, maka PKS tidak ikut-ikutan.... Karena PKS itulah selebritinya. Semua tindak-tanduknya jadi berita. Dan nampaknya media menikmatinya... karena rating acara maupun berita dengan key word "PKS" selalu laris manis dikunjungi penonton dan pembaca dan tak kalah pentingnya .... banyak pemasang iklan.

PKS memang pantas mendapatkan award "the political party of the year".

Allahu Akbar. Merdeka!!... Jreng...!

Rabu, 12 November 2008

Thomas Alfa Edison dan PKS

Judul asli: Ada Apa di Balik Guremnya PKS


Sejak pemilu 1999, 2004 dan hingga kini 2008, berbagai kalangan media massa, masyarakat luas, bahkan pengamat dari negara asing sudah tahu kalau Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu partai gurem, alias perolehan suaranya tidak pernah melebihi 8%. Tidak ada istimewa dan aneh mengenai status guremnya si bulan kembar pengapit padi itu. Bukan barang baru, biasa saja.

Namun, masyarakat luas semakin cerdas dan tidak terkecoh dengan angka kecil, sebagaimana kecilnya partai bernomor 8 itu. Sebab tidak semua yang berjumlah, berbobot, berukuran atau bernilai angka kecil itu bermakna tidak ada artinya atau tidak ada perannya.

Dengan membaca sejarah orang paham bahwa suatu bangsa, peradaban bahkan wajah dunia seringkali diubah oleh pergerakan yang dirintis oleh satu orang saja, atau segelintir golongan minoritas alias berjumlah kecil.

Contohnya adalah si raja penemu asal AS, Thomas Alva Edison, yang di dunia ini hanya berjumlah satu di antara bermiliar-miliar manusia. Dalam persen, jumlah sosok Thomas Alva Edison ini dibandingkan seluruh miliaran penduduk dunia adalah kurang lebih 0,0000000001%, yakni nyaris “nol” alias tidak ada. Jumlah ini terlampau jauh lebih kecil daripada perolehan suara PKS di pemilu 2004 (sekitar 7%).

Lalu kenapa media massa seolah hingar-bingar meliput kiprah partai bulan-padi bernomor 8 ini? Padahal PKS partai kecil, gurem, beranggota sedikit, tidak punya kekuatan, tukang koar-koar. Fenomena PKS itu bisa dipahami dengan logika sebagaimana kasus Thomas Alva Edison, sang pendiri perusahaan raksasa General Electric.

Edison, yang hanya satu orang di antara miliaran manusia, memiliki tak kurang dari 1.097 temuan yang telah dipatenkan. Dua di antaranya adalah bola lampu listrik dan sistem pendistribusian listrik, yang benar-benar telah mengubah wajah dunia, dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Edison menjadi buah bibir warga seluruh dunia bukan karena jumlah sosoknya yang hanya sekitar 0,0000000001%, tapi karena prestasi luar biasanya yang berdampak dahsyat dan bermanfaat besar buat orang sejagat.

Abu Awlaadih, onenosed@googlemail.com
http://inilah.com/berita/citizen-journalism/2008/11/10/60782/ada-apa-di-balik-guremnya-pks/

Serba 8, Pawai Antar Caleg ke KPUD Bekasi

Reporter: Tatang Sumarna, DPRa Tanjung Baru

Ada yang menarik setiap PKS melakukan kegiatan. Selalu membuat simpati masyarakat dan menarik perhatian.

Ketika daftar ke KPUD Calon anggota legislatif dari PKS mengadakan pawai menuju KPUD Kabupaten Bekasi, dengan formasi mulai dari delapan sepeda motor, delapan becak dan delapan andong. Seolah telah disiapkan dengan matang sampai hal terkecil pun telah di siapkan. Bagi masyarakat sekitar KPUD Kabupaten Bekasi ini merupakan sesuatu yang positif karena sebelum nya tidak ada partai lain yang mengadakan hal tersebut. Ini menandakan PKS siap dengan hal yang terkecil yang mungkin tidak difikirkan partai lain.

Apa komentar seorang yang menyaksikan acara ini?
“Wah PKS emang niat (serius) mau ikut pemilu. Di saat partai lain kebingungan nyari caleg, dia udah kefikir pakai pawai segala buat nganterin calegnya “.

Heboh Iklan Hari Pahlawan

Durasinya cuma 31 detik. Karena biaya tayang di TV pasti mahal, maka iklan sengaja dibuat singkat tapi padat informasi. Selain itu harus eye catching. Menarik perhatian orang.
Maka perlu kecerdasan dan kreatifitas untuk membuat iklan yang singkat dan kena.

Durasinya cuma 31 detik, tapi gaungnya berjam-jam. Bahkan berhari-hari. Bahkan bermilis-milis ramai membicarakannya. Iklan gratis pun beredar dimana-mana.

Yang kreatif memang selalu leading.
Yang reaktif bakal bleeding.

Bravo PKS!
Ijtihad politik ini, insya Allah selalu mendapat petunjuk-Nya. Amiin.

Inilah iklan yang heboh itu:

Sabtu, 08 November 2008

As-Sibaq (Berpacu)

Dalam semangat perpacuan itu, semua tantangan yang mereka temui hanya berfungsi melahirkan bakat-bakat baru, kecerdasan-kecerdasan baru, kehendak-kehendak baru.
----------------
Hidup adalah masa karya. Setiap kita diberi rentang waktu, yang kemudian kita sebut umur, untuk berkarya. Harga hidup kita, di mata kebenaran, ditentukan oleh kualitas karya kita. Maka sesungguhnya waktu yang berhak diklaim sebagai umur kita adalah sebatas waktu yang kita isi dengan karya dan amal. Selain itu, ia bukan milikmu.

Itulah undang-undang kebenaran tentang hakikat waktu. Kita bukan waktu yang kita miliki. Tapi kita adalah amal yang kita lakukan.

Dalam relung hakikat itulah Allah SWT menurunkan titahNya untuk ‘berpacu’ dan ‘berlomba’ dalam medan kehidupan (as-Sibaq). Hidup ini adalah jalan panjang yang harus kita lalui. Tak satupun diantara peserta kehidupan itu yang diberitahu dimana dan kapan ia harus berhenti. Sebab tempat perhentian pertama yang engkau tempati berhenti adalah ajalmu. Akhir masa karyamu.

Begitulah para sahabat dan semua manusia muslim yang agung dan besar yang pernah hadir di pelataran sejarah, memahami makna waktu dan hidup, serta melaluinya dengan semangat perpacuan yang tak pernah dapat digoda oleh kelelahan.

Apa yang mereka pakai adalah kendaraan jiwa yang seluruh muatannya adalah makna hidup itu sendiri, serta kehendak yang telah terwarnai oleh makna itu. Tak ada ruang kosong dalam kendaraan jiwa mereka yang tak terisi oleh kehendak dan azimah.

Perjuangan, bagi manusia-manusia agung itu, adalah sebuah instink yang sama kuatnya dengan instink lain dalam diri mereka. Sebab, kata sastrawan Mesir, Musthofa Shodiq Ar-Rofi’i, “Rupanya perjuangan itu mempunyai instink yang sanggup mengubah seluruh kehidupan ini menjadi kemenangan. Sebab setiap anak pikiran yang hinggap disitu, selalu langsung menjelma jadi pembunuh-pembunuh kekalahan”.

Mengeluh, dalam instink perjuangan mereka, hanyalah sepoi yang hendak merayu benteng obsesi mereka. Kelelahan, dalam tradisi keagungan mereka, bagai sebatang lilin yang ingin menghisap gelombang. Semua yang ada di permukaan bumi ini adalah tanah tempat kaki kebesarannya mengayuh derap langkah melewati hari-hari.

Dalam semangat perpacuan itu, semua tantangan yang mereka temui hanya berfungsi melahirkan bakat-bakat baru, kecerdasan-kecerdasan baru, kehendak-kehendak baru.

Inilah rahasia besar yang menyingkap tabir kebesaran sahabat, tabi’in serta ulama, zu’ama dan mujahidin besar yang pernah menggoreskan tinta emas dalam sejarah Islam kita. Banyak diantara mereka yang syahid dalam usia yang teramat muda. Imam al-Ghazali meninggal dalam usia 45 tahun, Umar bin Abdul Azis dalam usia 39 tahun, dan Hasan al Banna dalam usia 41 tahun. Tapi ‘usia’ mereka bagai memanjang mengikuti rentang panjang keabadian.

“Sebab ketika jiwa itu kosong, pikirannya akan lebih kosong. Ia akan terus mencari semua yang akan membuatnya lupa pada sang jiwa. Sedang manusia agung itu, hidup penuh sepenuh jiwanya,” kata Musthofa Shodiq Ar-Rofi’i.
--------------
sumber: inthilaq

Senin, 03 November 2008

NU-Muhammadiyah Tak Perlu Takut Iklan PKS



Jakarta - Kehadiran tokoh NU dan Muhammadiyah dalam PKS dinilai tidak perlu ditakuti oleh kedua ormas Islam tersebut. Apalagi sampai merasa terancam bakal tertarik masuk PKS pada Pemilu 2009.

"NU atau Muhammadiyah tidak perlu takut pengikutnya beralih ke PKS. Karena apa? Karena hak setiap orang untuk ikut suatu kelompok tertentu," kata pengamat politik Bima Arya saat dihubungi INILAH.COM, Jakarta, Sabtu (1/11).

Bima menyatakan, masyarakat saat ini sudah cukup cerdas untuk memilih kelompok atau partai mana yang akan dipilih. "Artinya mereka tida perlu risau akan ditinggal pengikutnya," ujarnya.

Menurut Bima lagi, iklan PKS tidak perlu diperdebatkan, karena momentum dari hari kebangkitan sumpah pemuda sudah lewat, dan iklannya sendiri juga tidak akan diperpanjang lagi.

"PKS tidak perlu meminta maaf. Alasannya kedua tokoh tersebut adalah milik bersama bangsa Indonesia, dan bukan hanya milik satu kelompok. Walau pun benar pada kenyataanya KH Hasyim Asy'ari adalah pendiri NU. Namun hal itu bukan menjadi sebuah patokan KH Hasyim Asy'ari hanya milik NU semata. Hanya saja langkah yang seharusnya di ambil saat ini adalah mereka melakukan komunikasi agar masalah yang ada tidak berlarut-larut," papar Bima.[ddd/ana]
----------
sumber: inilah.com

Sabtu, 01 November 2008

Sang Murabbi - By Izzis




Ribuan langkah kau tapaki
pelosok negeri kau sambangi
Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu

Terik matahari tak surutkan langkahmu
Deru hujan badai tak runtuhkan azammu
Raga kan terluka tak jerihkan nyalimu
Fatamorgana dunia tak silaukan pandangmu

Semua makhluk bertasbih
Panjatkan ampun bagimu
Semua makhluk berdoa
Limpahkan rahmat atasmu

Ribuan langkah kau tapaki
pelosok negeri kau sambangi
Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu

Terik matahari tak surutkan langkahmu
Deru hujan badai tak runtuhkan azammu
Raga kan terluka tak jerihkan nyalimu
Fatamorgana dunia tak silaukan pandangmu

Duhai Pewaris nabi
duka fana' tak berarti
Surga kekal nan abadi
Balasan ikhlas di hati

Rabu, 29 Oktober 2008

PKS Untuk Semua

PKS itu partai da'wah. Inilah yang dimaklumi oleh orang ramai. Baik kader, simpatisan, maupun orang-orang yang senantiasa mengamati gerak langkah PKS.

Ada yang gerah dengan klaim ini. Karena salah memaknainya. Dianggapnya PKS mengklaim, hanya PKS lah, yang berhak menyandang sebagai lembaga da'wah. PKS telah memonopoli da'wah sebagai miliknya saja. Padahal tidak demikian. PKS tidak memonopoli da'wah menjadi tugasnya sendiri. Da'wah adalah kewajiban setiap muslim. Jika demikian malah ringanlah tugas da'wah itu. Karena semua elemen masyarakat memikulnya.

Lalu apa sih da'wah itu?
Da'wah adalah mengajak manusia kepada Allah, dari gelapnya jahiliyah menuju cahaya Islam.

Jadi setiap orang dan lembaga, boleh berda'wah. Kalau semua orang berda'wah. Di parlemen, di legeslatif, yudikatif... wow betapa indahnya negeri ini.

Lalu siapa obyek da'wah? Setiap orang! Jadi berda'wah memang bukan hanya di masjid. Jadi berda'wah bukan hanya kepada aktifis masjid. Berda'wah bisa di pasar, bisa di bioskop, bisa di panggung musik. Bisa di kantor kelurahan, camat, bupati, walikota, gubernur, bahkan presiden. Bisa di lembaga LSM, gedung parlemen, dan sebagainya.

Maka kalau muncul iklan PKS dalam rangka sumpah pemuda, di mana ada gambar Bung Karno, salah satu founding father negeri ini. Tidak ada yang salah dalam langkah da'wah PKS ini. Karna cahaya Islam memang harus disyiarkan ke seluruh penjuru tanah air ini. Lewat berbagai sarananya.

Bagi yang belum pernah menyaksikan iklan itu, silakan simak di sini:



Ck.... ck... ck....
PKS memang untuk semua.

Memang sekarang jamannya PKS, Rek!

Allahu Akbar!

Choirul Asyhar
http://pks-world.blogspot.com

Minggu, 26 Oktober 2008

PKS Menjawab Fitnah

www.pk-sejahtera.org
Sabtu, 25/10/2008 13:40:48

banyak yang simpati lalu mendukung, tapi tidak sedikit yang menebar halang rintang dengan langkah politis, bahkan ada yang menebar kedustaan dengan isu keagamaan. Cara yang terakhir ini berulang kali dimunculkan barbarengan dengan perjuangan politik PKS melalui pemilu legislatif dan pilkada. Untuk menjawab berbagai fitnah dan dusta itu Dewan Syari'ah Pusat PKS mengeluarkan penjelasan (bayan) sebagai berikut:

TETAP PARTAI DA’WAH, MESKI PKS TERUS DIFITNAH
Bayan Dewan Syari’ah Pusat Partai Keadilan Sejahtera

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi rabbil alamin wasshalatu wassalamu ‘ala sayyidil mursalin, nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. Wa ba’du..

Fenomena partai da’wah PKS dalam blantika perpolitikan nasional telah mengundang banyak hal. Ada ketercengangan, ada pertanyaan, ada pula kekhawatiran bahkan kecurigaan. Menghadapi laju PKS di ranah politik sekaligus ranah da’wah, berbagai pihak melakukan ragam cara. Bertambah banyak yang simpati lalu mendukung, tapi tidak sedikit yang menebar halang rintang dengan langkah politis, bahkan ada yang menebar kedustaan dengan isu keagamaan. Cara yang terakhir ini berulang kali dimunculkan barbarengan dengan perjuangan politik PKS melalui pemilu legislatif dan pilkada.

Kedustaan (iftira) dengan isu keagamaan itu berupa sebutan atau stempel yang sembarangan dan sama sekali mengabaikan perintah Islam untuk klarifikasi (tabayyun) baik dengan meruju dokumen-dokumen PKS maupun dengan menanyakan secara langsung kepada pihak yang berkompeten di PKS. Kedustaan yang terbaru dibuat oleh yang menamakan dirinya Tim Taushiyah dan Maklumat pada hari Ahad 22 Sya’ban 1429 H/24 Agustus 2008 di salah satu Pesantren. Kami tidak sampai hati menuliskan sembilan nama Kiyai sebagai tim perumus yang sejatinya mukarramun. Inti dari taushiyah tersebut meminta masyarakat khususnya kalangan tertentu dari kaum muslimin, ’agar mewaspadai gerakan Wahabisme yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang bertujuan menghilangkan syari’at dan tradisi Yasinan, Tahlilan, Qunut dan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, serta tradisi lainnya yang suka dilakukan Ahlussunnah Waljama’ah.

Sebagai partai da’wah yang berfungsi memberikan pencerahan kepada masyarakat luas, PKS harus menjelaskan siapa ia sebenarnya. Sesuai AD-ART partai, lembaga yang berkompeten menjelaskan pandangan dan sikap keagamaan PKS adalah Dewan Syari’ah. Sedangkan pandangan atau sikap keagamaan kader PKS secara individual tidak mencerminkan pandangan dan sikap partai. Berikut ini pandangan resmi Dewan Syari’ah Pusat PKS tentang beberapa masalah keagamaan yang telah dipolitisir.

1. PKS dan Ahlussunnah Wal Jama’ah
Sebagai partai dakwah PKS berpegang teguh kepada aqidah ahlussunnah waljamaah dengan sumber rujukan utama sebagaimana termaktub dalam Ittijah Fiqih Dewan syari’ah PKS, berupa Mashadir Asasiyah (sumber hukum primer) yang disepakati oleh Jumhur Ulama Ahlu Sunnah wal Jama’ah, yaitu al-Qur’an, Sunnah yang suci, ijma’ dan qiyas.

2. PKS dan ’Wahabisme’
Tidak ada hubungan antara PKS dengan ’Wahabiyah’, yaitu gerakan yang dipimpin Syekh Muhammad bin Abdul Wahab di negeri Hijaz yang bertujuan untuk memurnikan ’aqidah dari Takhayul, Bid’ah dan Khurafat (TBC), berkerja sama dengan Malik Abdul Aziz dan menggunakan berbagai cara dari yang sifatnya halus sampai yang radikal. Jelas tidak ada hubungan historis karena PKS lahir pasca reformasi 1998. Tidak ada hubungan struktural organisatoris antara PKS dengan organisasi keagamaan di Saudi Arabia. Bahwa di antara pimpinan PKS pernah studi di Saudi Arabia, hal yang sama berlaku juga pada ormas Islam yang lain. Bahkan ada yang pendirinya pernah mukim di sana. Tapi tidak lantas ormas-ormas tersebut boleh dituduh sebagai pengusung ’Wahabiyah’.

3. Kolektivitas dan keberagaman di PKS
Sebagai partai da’wah yang berprinsip kejama’ahan, maka sifat kolektifitas menjadi ciri PKS yang mewadahi keberagaman, baik dalam rekruting kader maupun pandangan keagamaan dan politiknya.

  • Ketua Majelis Syura PKS KH. Hilmi Aminuddin alumni Universitas Islam Madinah, dekat dengan kalangan Persis.
  • Duta besar RI di Saudi Arabia Habib DR. Salim Segaf Al Jufri adalah seorang habib cucu pendiri Al Khairat dan salah seorang pendiri Partai Keadilan. Beberapa habaib yang lain fungsionaris PKS seperti Habib Abu Bakar Al Habsyi, Habib Nabil Al Musawwa, Habib Fahmi Alaydrus.
  • Presiden pertama Partai Keadilan DR. H. Ir. Nurmahmudi Ismail, MSc lulusan Amerika, berlatar belakang pesantren di Kediri yang kental ke NU-annya.
  • Presiden kedua Partai Keadilan dan PKS yang kini Ketua MPR RI DR. H. M. Hidayat Nurwahid, MA lulusan Universitas Islam Madinah, berlatar belakang Muhammadiyah.
  • Presiden PKS yang sekarang Ir. H. Tifatul Sembiring alumni sekolah tinggi teknik di Indonesia dan kursus manajemen politik di Pakistan punya latar belakang organisasi di PII.
  • Ketua MPP-nya Drs. H. Suharna Surapranata, MT lulusan UI dan Jepang berlatar belakang aktivis masjid kampus.
  • Ketua Dewan Syari’ah PKS KH. DR. Surahman Hidayat, MA tamatan universitas Al Azhar Mesir yang bermazhab Syafi’i, latar belakangnya NU dan PUI, sebelumnya PII dan HMI.
  • Beberapa anggota Dewan Syari’ah Pusat juga berlatar belakang NU seperti KH. DR. Muslih Abdul Karim, MA murid kesayangan KH. Abdullah Faqih, Langitan. H. Bukhari Yusuf, MA, sekretaris DSP, murid kesayangan KH. Noer Ahmad S, ahli Ilmu Falak NU. H. Bakrun Syafi’i, MA alumni Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta adalah murid kesayangan KH Ali Ma’shum. H. Amang Syafruddin, Lc, Msi alumnus Pesantren NU Cipasung, Tasikmalaya yang sering dipuji sebagai murid nomor 1.
  • Beberapa ulama seperti Prof. DR. KH. Didin Hafidhuddin, MS (ketua Baznas), DR. Ahzami Samiun, MA. (putra dari tokoh NU, KH. Samiun Jazuli), Prof. DR. Ahmad Syathori (alumni pesantren Babakan Ciwaringin dan Buntet), adalah tempat bertanya dan rujukan kader PKS.

4. Furu’iyah di PKS
Da’wah PKS menekankan pada tema-tema besar yang bersifat prinsip (qadhaya ushuliyah). Ini supaya da’wah PKS bersifat mempertemukan mempersatukan (jami’ah-tajmi’iyah) dan tidak menimbulkan perselisihan/perpecahan (tafriqiyah). Ittijah fiqh (orientasi fikih) Dewan Syari’ah PKS mendahulukan fiqh persatuan (i-tilaf) daripada fiqh perbedaan (ikhtilaf). Menggali dan mengambil faidah dari khazanah fiqhiyah yang ada dengan prinsip ”Almuhafazhatu ’alal qadimish shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah” mengambil pendapat klasik yang masih cocok dan pendapat baru yang lebih maslahat. Tapi dalam praktik keseharian memperhatikan harmoni dengan mazhab yang banyak dipraktikan yaitu madzhab Syafi’i. Mengedepankan cara kompromi (thariqatul jam’i) atas tarjih, dan menggunakan prinsip keluar dari khilafiah (khuruj ’anil khilaf) sejauh dimungkinkan. Kemudian terhadap perbedaan dalam masalah cabang (furu’) mengedepankan sikap toleran (tasamuh). Prinsip yang dipegang ”NATA’AWANU FIMA ITTAFAQNA ’ALAIHI WA YA’DZURU BA’DHUNA BA’DHAN FIMA IKHTALAFNA FIHI” – Bekerjasama dalam hal-hal yang disepakati dan saling menghormati dalam hal-hal yang diperselisihkan.

5. Sikap PKS dalam masalah khilafiyah
Berikut ini beberapa masalah khilafiah/furu’iyah yang sering dijadikan alat untuk memfitnah PKS dan pandangan resmi Dewan Syari’ah Pusat PKS tentang itu.

a. Do’a Qunut
Bagaimanapun do’a qunut status hukumnya sunat. Yang disepakati adalah do’a qunut dalam shalat witir, qunut nazilah dalam shalat fardhu yaitu memohon tolak bala dari kaum muslimin dan mendo’akan bencana bagi musuh Islam. Adapun qunut shubuh tetap saja merupakan masalah khilafiyah. Masalah pilihan, paling tinggi posisinya antara rajih dan marjuh, bukan antara sunnah dan bid’ah. Jadi tidak ada bid’ah dalam qunut shalat fajar. Dan mengamalkan yang marjuh bisa menjadi pilihan jika membawa kemaslahatan dalam mu’amalah. Jadi bukan sikap plinplan, tapi cerminan sikap bijak dan cerdas. Secerdas Imam Muhammad bin al Hasan al Syaibani murid Imam Abu Hanifah yang melakukan qunut ketika ziarah ke Mesir dan menjadi imam shalat shubuh. Ini karena beliau menghormati Imam Syafi’i -imam madzhab yang dominan di Mesir. Dan sebijak Imam Syafi’i yang tidak qunut shubuh ketika beliau ziarah ke Imam Muhammad di Baghdad.
Dalam pengamalan di acara-acara PKS kadang qunut shubuh kadang juga tidak, tergantung imamnya. Dan itu tidak pernah ada masalah.

b. Membaca do’a dan tahlil untuk yang meninggal
Pada dasarnya membaca do’a untuk mayit dianjurkan (sunat). Berkat ikatan ’aqidah tauhid tidak terputus hubungan sesama muslim dengan yang sudah mati sekalipun. Dalam al Quran ada do’a ”Rabbanagfirlana wa li-ikhwanina alladzina sabaquna bil imani, wala taj’al fi qulubina ghillan lilladzina amanu.. rabbana innaka raufurrahim”. (QS 59: 10). Menghadiahkan bacaan Surah al Fatihah atau lainnya untuk mayit, atau mewaqafkan/menshadaqahkan sesuatu atas nama atau menujukan pahalanya untuk mayit merupakan amal shalih yang diterima, sesuai pendapat jumhur ulama. Istigfar, tasbih, tahmid dan tahlil merupakan bagian dari keseluruhan do’a yang dibaca. Waktu berdo’a untuk mayit tidak harus dibatasi pada waktu atau hari-hari tertentu, dan tidak boleh disyaratkan, sehingga pilihan waktunya lebih luang dan leluasa sesuai kesempatan atau kemampuan.

c. Perayaan maulid Nabi saw
Perayaan memperingati maulid Nabi Muhammad saw menurut sebagian riwayat, digagas oleh Sultan Salahuddin al Ayyubi di Mesir dalam rangka meningkatkan ruhul jihad umat Islam. Sampai hari ini Universitas Al Azhar sendiri mensyi’arkan peringatan maulid Nabi saw. Bagi kepala pemerintahan seperti Sultan Salahuddin, hal itu merupakan kebijakan yang sesuai syari’ah (siyasah syar’iyah), yang didefinisikan imam Ibnu Uqail sebagai perbuatan yang dilakukan karena lebih maslahat bagi masyarakat dan lebih menghindarkan mereka dari mafsadat, meskipun tidak pernah disabdakan atau dicontohkan oleh Nabi saw. Adapun bagi masyarakat muslim, peringatan maulid Nabi saw pertimbangannya adalah semata-mata kemaslahatan (mashlahah mursalah). Dasar pertimbangan maslahat ini juga yang menyeleksi ragam acara yang dipandang membawa maslahat. Tentu saja dalam konteks ini ada ruang bagi tradisi dan kreasi yang baik, sehingga ada variasi dari tempat ke tempat lain dan dari waktu ke waktu yang lain. Jika dibarengi niat yang lillah, untuk meninggikan Dinullah dan tidak ada sesuatu yang melanggar syari’ah dalam mata acaranya, insya Allah bernilai ’ibadah.

Di lingkungan PKS, biasa diadakan peringatan maulid Nabi saw baik oleh DPP maupun struktur di bawah. Bahkan dianjurkan agar pelaksanaannya bekerjasama dengan masjid, lembaga keagamaan atau masyarakat sekitar. Para kepala pemerintahan kader PKS biasa memprakarsai atau mensponsori. Para da’i atau asatidz kader PKS biasa menjadi penceramah dalam peringatan ini.

d. Yasinan
Disebutkan dalam sebuah riwayat Imam Ahmad bahwa Surah Yasin merupakan qalbunya al Quran. Membacanya merupakan ’ibadah. Disepakati anjuran membacanya di samping orang yang sakit parah. Boleh dibaca untuk pengobatan dengan ruqyah syar’iyah. Boleh membacanya untuk yang sudah meninggal, menurut jumhur ulama. Sejauh ada pendapat yang membuka peluang ’amal, adalah tidak bijak menutupnya bagi siapa yang ingin melakukannya. Waktu membacanya luas, boleh siang apalagi malam dan pada waktu-waktu yang khidmat. Tidak perlu dibatasi pada waktu tertentu. Pertimbangannya adalah kesempatan dan kekhidmatan. Membiasakan acara membaca al Quran atau memilih surat-surat tertentu, insya Allah merupakan ’adah shalihah atau tradisi yang baik. Memilih surat tertentu untuk dilazimkan dibaca, bukan karena mensyaratkan atau membatasi, tapi karena lebih menyukainya atau lebih familiar, insya Allah merupakan kebajikan, semoga Allah mempertemukan pembacanya dengan surat yang dicintai.

Secara umum, merupakan kebijakan dalam da’wah PKS untuk menghidupkan sunnah yang telah ditinggalkan (ihyaul sunnah al mahjurah) dan tradisi Islami yang menyemarakkan syi’ar Islam sebagai cerminan ketaqwaan.

Melalui bayan ini kami serukan kepada segenap pencinta kebenaran dengan semangat iman dan keadaban, agar tidak termakan oleh fitnah dan hasutan baik lisan maupun melalui selebaran gelap yang menuduh PKS adalah Wahabi dan bukan Ahlussunnah Wal Jama’ah. ”Berbuat dusta dan menyebarkannya adalah dosa besar” (HR Bukhori).

Hasbunallah wani’mal wakil, wahuwal muwaffiq ila aqwamith thoriq

Jakarta, 21 Syawwal 1429 /21 Oktober 2008

Dewan Syari’ah Pusat
Partai Keadilan Sejahtera

KH. DR. Surahman Hidayat, MA
Ketua

Jumat, 24 Oktober 2008

Senam Yuukk....

Akhirnya.... DPC Citi Punya Blog

Ya.... lha bikin blog itu mudah kok...
Apalagi pake yang gratisan.

Tapi apa untungnya ya, berda'wah lewat blog. Kan tingkat melek internet orang kita sangat rendah. Entahlah.... kita jalan ajalah..... siapa tahu ada yang mampir. Dan tercerahkan setelah baca sana-sini.

Akhirul kalam,
Doakan admin-nya konsisten mengup-date informasinya.

Wassalam,
Choirul, Admin