Harian The Observer dengan tiras terbesar di Inggris menurunkan hasil investigasinya di Jalur Gaza bahwa agresi Israel di Jalur Gaza yang brutal yang bertujuan memberikan pelajaran kepada gerakan perlawanan Islam Hamas tidak membuahkan hasil. Israel tidak berhasil menekuk lutut Hamas bahkan popularitas gerakan masih kuat di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Harian ini mengisyaratkan bahwa upaya menggembosi Hamas dari otoritas Palestina pimpinan Mahmod Abbas yang sudah berakhir masa jabatannya justru membuahkan popularitas gerakan itu makin naik di Jalur Gaza atau Tepi Barat. Apalagi setelah Abbas mendukung agresi Israel di Jalur Gaza.
Harian Inggris ini melansir pernyataan pimpinan gerakan Fatah Qudurah Faris tentang keyakinan bahwa perang Israel justru memperkuat posisi Hamas di dalam rakyat Palestina. The Observer menegaskan bahwa gerakan Hamas semakin kuat di hadapan pesaing politiknya. Israel dalam agresi ini hanya ingin menampakkan keberhasilan-keberhasilan dalam bentuk kebrutalan pasukannya.
Soal perundingan damai Fatah dan Hamas, harian ini memprediksi bahwa akan ada kesepakatan baru yang didasarkan kepada teks-teks kesepakatan Mekah yang ditandatangani antara dua pihak tahun 2005 yang mengakhiri peperangan internal.
Soal masa depan Fatah, harian ini melansir suara salah satu kadernya Zakaria Muhammad bahwa pilihan hanya ada dua perlawanan terang-terangan atau tersembunyi. Namn jika Fatah ikut dalam perlawanan Hamas, maka Fatah akan selamat. Zakariah menegaskan bahwa sikap sebagian pimpinan Fatah yang menginginkan Hamas hancur hanya sia-sia belaka.(Infplstn)
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar